Selasa, 09 Desember 2008

Pengalaman Bercinta dengan Leoni Eka Sari Gadis Bengkulu

Leoni Eka Sari namanya. bertubuh ramping dengan rambut panjang menawan. Ia bekerja sebagai teller di sebuah bank swasta terbesar di kota Bkl. Aku telah mengincarnya sejak lama. Membayangkan Leoni dengan seragam biru-birunya, dengan rambut yang dicepol sehingga terlihat tengkuknya yang berbulu halus. Aku ingin melihatnya telanjang, disetubuhi. Ia tinggal bersama adik wanitanya di daerah Sawah Lebar. Aku tahu ia sering dijemput pacarnya. Kemudian mereka menghabiskan waktu di rumahnya yang kosong. Adiknya sering pulang terlambat.

Hari itu tiba akhirnya, aku telah membuat perjanjian dengan Doni seorang satpam di bank tempat Leoni bekerja. Pagi ini Leoni bertugas menjaga stan pameran di salah satu mall di tepi pantai, kesempatan yang baik. Doni berhasil memasukkan obat perangsang yang kuberikan padanya ke minuman Leoni, kemudian ketika Leoni mendadak lemas ia membawanya dengan mobilku ke kamar kos Doni di wilayah pasar minggu yang kumuh. Sesuai perjanjian aku yang berhak menikmatinya terlebih dahulu.

Jam 10 pagi, Doni membopong tubuh indah itu ke kamarnya, aku telah menunggu dari tadi. “Beres Don?” “Beres Pak.., ini anaknya, namanya Leoni Eka Sari…” Aku mengangguk melihat Doni membaringkan Leoni di atas kasur lusuhnya. “Bagus, sekarang lo pergi dulu ya, nanti giliranmu tiba, ajak teman-temanmu juga…” Doni menatap gadis manis itu dengan bernafsu, mengangguk kemudian pergi sambil menutup pintu.

Leoni menggeliat lemas, aku yakin ia merasakan sesuatu yang aneh ditubuhnya, lemas, namun bergairah, karena obat yang kuberikan tadi. Perlahan kubukai sepatu kerjanya, kemudian blazer birunya kubuang. “J..janggaaann….” desisnya ketika kubuka seragam blus u can see nya. Dengan tidak sabar kuturunkan rok birunya. Leoni terlentang dikasur itu hanya mengenakan cd dan bra putih dengan pola kartun. Begitu menggemaskan. Tubuhnya langsing, dadanya sekepalan, kutarik ikat rambutnya sehingga terurai. Kuambil kamera digitalku kemudian kuambil beberapa fotonya, lengkap dengan seragam banknya yang berhamburan. Kemudian kubuka branya, kuambil fotonya lagi, terakhir kulolosi cdnya. Kamu milikku, Leoni… desisku. Dadaku berdetak keras melihatnya telanjang bulat terlentang pasrah. Dengan cepat kubukai pakaianku sendiri kemudian mulai menjelajahi sekujur tubuhnya..

Leoni terengah-engah telanjang dibawah tubuhku. Aku berhasil membukai seluruh seragam tellernya. Bahkan rambut panjangnya kini tergerai diatas bantal. Ia masih menggeliat meronta tertahan, “jangan pak….” Desisnya. Wajahnya yang meringis membayang gejolak gairah muda dan dilema moral yang berbaur. Celana dalam katunnya yang berpola kartun menunjukkan betapa belianya ia, tubuh jenjang sintal dengan perut rata.

Dada bundar kecil yang kini mengencang dengan puting merah muda yang mengeras. Walaupun kedua tangannya berusaha menahan dadaku, namun dengan mudah kugerayangi leher jenjangnya dengan leluasa dengan lidahku. Mungkin ia membiarkanku. Leoni mengerang dan mendesah, kurasakan tubuh langsingnya menggeletar ketika tanganku merayapi buah dadanya, turun dengan liar ke perutnya, kemudian menggeser masuk ke selangkangannya yang kini telanjang. Dengan sedikit paksaan dengan pinggulku paha Leoni membuka dan kurasakan batangku yang mengeras melekat di perutnya, menimbulkan sensasi yang luar biasa..

Sebelum ia dapat mengatakan apa-apa kulumat bibir tipisnya, kurasakan awalnya rontaan dan mulut yang berusaha menutup, namun ketika lidahku menyeruak masuk ke dalam rongga mulutnya yang basah, rontaan itu melemas, berbalik menyambut lidah dengan lidah, liur dengan liur. Jariku yang menggeliat liar di selangkangannya kini basah, menandakan semua sistem tubuhnya kini telah mengalah pada kenikmatan itu, perlahan tubuhku bergeser membiarkan batangku mencari tempatnya.

“NGMMHH!!!” Leoni masih sempat meronta sejenak ketika dirasakan sesuatu perlahan menerobos selangkangannya. Namun reaksinya terlambat. Kurasakan otot-otot kemaluannya meremas milikku. Hangat dan basah. Batangku masuk sepenuhnya. Leoni menggelinjang tertahan dibawah tindihanku. Gadis itu kini menjadi satu denganku. Sebelum ia sadari aku mulai bergerak memompanya, kaki jenjangnya kini membuka lebar membiarkan aku bergerak.

“Nghhh ohhhh paakkk… ohhhh…. Sshhh jangannn….” Leoni mulai melenguh lenguh merasakan nikmat tertahan. Benar dugaanku, ia sudah diperawani, mungkin oleh pacarnya. Aku terus memompanya dengan teratur, kutekan kedua tangannya disamping tubuhnya sehingga dapat leluasa kulihat wajahnya yang tirus itu. Mulutnya membuka terengah-engah, peluh mulai mengalir disekujur tubuhnya, membasahi rambut panjangnya yang kini kusut tergerai di bantal yang kumal, mengalir diantara kedua buah dadanya yang mengkal, kecil namun sekal sesuai dengan tubuh langsingnya, tubuh ranum seorang gadis muda.

Ia memejamkan matanya, malu mungkin, atau sekedar berkonsentrasi menikmati persetubuhan kami. Sambil menikmati pemandangan itu, mendengarkan lenguhan dan desahannya, aku memacu semakin cepat, membuat tubuh Leoni menggelinjang dan mulutnya menganga lebar, nafasnya terdengar semakin memburu. “Akkkkhhhhhhh paakkkkkk…….!!!” Mendadak tubuhnya mengejang-ngejang, kurasakan otot kemaluannya meremas-remas milikku, hangat dan nikmat. Kemudian tubuhnya melemas tak berdaya.

Kucabut batangku dari selangkangannya, basah oleh cairan nikmatnya yang hangat. Leoni tak berdaya ketika tubuhnya kubalik, tengkurap dibawahku. Sekali lagi kuraba pantatnya yang sekal, sembari kugigiti tengkuknya dengan gemas, disela rambut panjangnya yang tergerai basah oleh peluhnya. Perlahan ujung batangku kugosokkan di keriput anusnya. Tubuh Leoni terasa meremang. “J..jangann pak… jangannn… ohhhh…” Leoni masih terengah engah ketika kutekan kemaluanku yang mengeras ke duburnya.

Luar biasa nikmatnya kurasakan otot-otot pembuangannya itu berusaha menolak kemaluanku, namun malah meremasnya dan menambah kenikmatanku. Leoni mengerang kesakitan. Aku tak tahu apakah ia pernah disodomi sebelum ini, namun melewatkan pantat seindah pantat Leoni adalah bodoh sekali. “NGKKHH!!! Sssakkiiittt…..aadhhuhhh…” Leoni mengerang kesakitan ketika kumasuki duburnya, seret dan kesat. Lambat tapi pasti batangku tenggelam dianusnya. Melesak dengan mantap. Perlahan kutarik pinggul ramping gadis itu hingga ia sedikit menungging. Posisi mantap untuk menikmati anusnya.

Leoni menangis sesenggukan. Aku yakin pantatnya perih. Aku mulai mengoyang pantatnya, sementara tangan kiriku mencengkeram pinggulnya, tangan kananku menjambak rambut panjangnya yang lebat. Leoni terdongak sehingga aku dapat menikmati wajah tirusnya, ekspresi kesakitannya, wajahnya basah oleh peluh dan air matanya, meringis kesakitan karena aku mulai menumbuk-numbuk duburnya. Merasakan nikmat jepitan otot duburnya.

Ahhh luar biasa! Aku semakin bersemangat memperkosanya, menikmati tubuh belianya. Leoni menangis merintih kesakitan, “Ammpunn…. Paakk .. s sakitt… saakittt…” Ia meremas kasur lusuh dibawahnya menahan perih. Rintihannya terdengar begitu merangsang dan menggairahkan, kuremas-remass buah dadanya yang kejal sekepalan tanganku. Wajahnya kini terbenam diatas bantal, merintih tak berdaya. Remasan otot anusnya membuatku tak tahan lagi, mendadak kurasakan kemaluanku seakan ingin meledak karena nikmatnya, ‘plop’ dubur Leoni menguncup ketika kutarik batang kemaluanku. Berkilat basah oleh campuran cairan pantat dan kemaluannya.

Dengan cepat kubalik tubuh ramping Leoni hingga terlentang kemudian kududuki dadanya, “buka mulut Leoni, cepat….akhhh” sebelum sempat bereaksi kujejalkan kemaluanku ke mulut Leoni yang membuka terengah. “NGHmmmpppHHH!!!”

Ia berusaha beronta namun kupegangi erat kepalanya, kemudian …’srrrrrrrrrrt! Srrrrrt!!’ spermaku muncrat dengan deras mengisi mulutnya, “Akkkkkhhhh Leoniii…..!” Mata Leoni terbelalak merasakan cairan kental hangat mendadak mengisi rongga mulutnya. Apalagi aku menekan sedalam mungkin hingga ia terpaksa menelannya. Tubuh Leoni lemas. Aku membiarkan kemaluanku di mulutnya hingga mengecil. Kuperhatikan Leoni meringis jijik sambil berusaha menelan spermaku agar bisa bernafas. Wajahnya yang basah oleh peluh dan airmata terlihat begitu menggairahkan.

Aku bangkit terengah-engah, luar biasa nikmatnya. “Leoni, denger ya, aku punya foto-foto bagus nih.. jadi nurut ajalah..” kutunjukkan foto telanjangnya tadi. Leoni hanya mampu meringkuk sambil menangis sesenggukan. Mendadak Doni dan 2 orang rekannya masuk. Amad dan Warto, bertubuh besar dan berkulit hitam, dari sekilas aku tahu mereka kuli angkut pasar minggu. Bau dan kasar. Leoni akan sangat sibuk. “Jangaaan!! Ga mau!! Aku ga mau!!!” Leoni meronta ketika mereka bertiga serentak membuka pakaian mereka dan mengeroyoknya. “Nurut baelah Leoni… akhhh nikmat!” Doni langsung menekan tubuh Leoni kekasur, memaksa menyetubuhinya. Leoni mengangkang tak berdaya, sementara Amad dengan buas menyedoti dada Leoni, dan Warto dengan kasar memegangi kepala Leoni memaksanya mengoral kemaluannya yang mengeras.

“MmmpHHH MMMPPHH!!!” Leoni meronta-ronta tak berdaya. Air matanya mengucur deras. Ia tak pernah membayangkan harus melayani kuli-kuli seperti ini. Bau tubuh mereka membuatnya mual. Apalagi mukanya dihenyakkan pada bulu-bulu kemaluan yang dekil dan bau. “ohhhhhh enak niaaannn okkkhhh cak ini raso mulut cewek bank !!” Warto mendesis-desis menikmati hangat rongga mulut Leoni. “Akhhhhh mantaaappp!!” Doni meregang mendadak. Memuncratkan spermanya mengisi rahim belia Leoni. Mungkin dari tadi ia sudah mengintipku mengerjai Leoni. “Ayo ditengkurapkan… giliranku..” Amad berkata sambil membalik Leoni dengan kasar.

Warto terpaksa berhenti sementara menikmati kuluman Leoni. “Nghh!!!” Leoni tersentak ketika Amad mulai menggagahinya dengan posisi tengkurap. Pemandangan yang indah melihat Leoni menangis tersengal sengal sementara kedua lelaki kumal dan kasar itu dengan leluasa melampiaskan nafsunya. “cepetan Mad, aku nak nyicip pulo!” Warto berteriak tak sabar. Mendadak terdengar dering hp dari tas Leoni. Ah pasti teman2nya mencarinya. Kuambil hp itu, “Dian”. Pasti rekan tellernya. “Leoni, jawab telponnya, bilang kamu sakit.. ayo, kalo ga aku sebarin foto hotmu..”

Aku menyorongkan Hp itu ke muka Leoni yang tengah diperkosa dari belakang dalam kondisi tengkurap. “terus saja pak, genjot yang kuat, biar kita liat gimana Leoni ngomong…” Aku menyeringai. Leoni terbelalak ketika tombol kutekan, kutempelkan ditelinganya. Leoni menangis tak berdaya, betapa ia merasa dilecehkan, “nghh.. iya…akhku.. ssakit Diann… oukhh… he eh… gaa… jangan dijenguk.. gapapa…ukhhh…” aku tersenyum melihatnya mati-matian bicara normal sementara Amad dengan sengaja menyentak-nyentak sambil menyeringai.

Aku beranjak keluar, sementara Doni masih terduduk lemas, menunggu pulih kurasa. Jam 12 siang, kamar kos ini berlokasi di lantai 2, terbuat dari papan. Tepat disebelahnya adalah pasar minggu yang ramai, dibawah kulihat para kuli, preman, dan tukang beca bercampur masyarakat umum yang belanja. Dari pintu yang kubuka kulihat giliran Warto kini menggagahi Leoni, ia dipaksa menungging dengan posisi kepala di bantal. Kulihat sementara menggenjot kemaluannya, Warto juga menggagahi anus Leoni dengan jari-jarinya. Leoni hanya mampu merintih dan tersengal-sengal.

Mendadak 2 orang kuli pasar naik kearahku, “tadi kami denger ado cewek teriak disini?” aku tersenyum, Leoni bakal lebih sibuk. “Ajak kawan-kawan yang lain, cewek ini dari bank B**, gratis, biso dipake memek, dubur, mulut, ayo” Mereka terbelalak melihat tubuh langsing Leoni yang tengah menungging disodomi Warto, serta seragam B**nya yang berhamburan di lantai. Mereka segera datang beramai ramai, Leoni berteriak tak percaya ketika 3 orang lagi masuk dan langsung telanjang dengan penis yang mengacung.

Kuabadikan dengan kameraku, setiap 2 orang selesai, 3 orang lagi naik, preman, kuli pasar, tukang beca, mereka menikmati Leoni dengan sebisanya. Sebagian muncrat dirahimnya, duburnya, mulutnya, bahkan sekujur tubuhnya. Jam 15 sore ketika seorang kuli bertubuh besar selesai menggagahinya Leoni pingsan. Lelaki itu memuncratkan spermanya di dada Leoni. Aku melihat tubuh telanjang Leoni kini penuh peluh dan sperma kering. Cupang bekas gigitan dan cubitan disekujur tubuhnya. Kurasa aku masih bisa menggagahinya sekali lagi..

4 komentar:

octaviejahmille mengatakan...

Sega Mega Drive Mini review - TITanium Art
Sega Mega Drive Mini is a nostalgia-themed retro replica titanium symbol that brings back all the glory of classic consoles with great new titanium plate flat iron features.Pros and titanium pots and pans cons include: Fantastic miniaturized display ⋅ No rewind babyliss titanium flat iron feature ⋅ Controller cord is too short Rating: titanium trimmer 4.5 · ‎Review by Rik Henderson

Unknown mengatakan...

e828u0fiapw134 male sex dolls,horse dildos,sex doll,penis rings,wholesale sex toys,vibrators,horse dildo,vibrators,male sex dolls j925f0vltkd559

Unknown mengatakan...

zh343 jordan 1,jordan 1 obsidian,jordan 1 high,jordan 12 taxi,jordan 4 retro,jordan 4 university blue,aj 1 shadow,jordan 12 game royal,jordan 11 low

Unknown mengatakan...

m566d5fvirn588 vibrators,Rabbit Vibrators,vibrators,wholesale sex toys,sex toys,horse dildos,realistic dildos,horse dildos,sex dolls r373o7tstpw549