Selasa, 09 Desember 2008

Kekasihku Tiga Kakak Beradik

Dua minggu pertama sejak aku meniduri Kak Rina dan Kak Rani tak pernah lewat begitu saja. Kencan biasanya kami lakukan pagi hari antara pukul 09.00–12.00 WIB. Saat itu Yanti dan anak-anak Kak Rani ke sekolah, suami Kak Rani ke kantor. Suami Kak Rina sudah hampir 1 bulan ini kanvas ke luar kota, ke Surabaya, Malang dan beberapa kota besar lainnya di Jawa Timur.

Sementara itu hubunganku dengan Yanti tetap berjalan seperti biasanya, aku bahkan semakin sering meniduri Yanti di rumahnya. Kak Rina benar-benar memberi kesempatan penuh kepada kami untuk bercumbu dan berkencan sepuas hati. Pernah aku sengaja meniduri Yanti di sofa ruang tamu, Kak Rina melihat dengan mata kepala sendiri saat aku menghujani memek Yanti dengan serbuan kontolku yang membuat nikmat Yanti.

Saat aku dan Kak Rina berkencan, maka semua gaya yang aku lakukan dengan Yanti harus aku praktekan. Rupanya Kak Rina punya hobby mengintip, katanya menambah gairahnya saat kami bersama. Pada hari ke-10 sejak aku pertama kali meniduri Kak Rina dan Kak Rani, kami bertiga pergi dan kencan di suatu hotel di Jl. Setiabudi. Hari itu hari Sabtu, sekitar pukul 13.00 WIB, kami bertiga sudah ada di salah satu kamar.
Kami mulai permainan tersebut dengan oral antara Kak Rina dan Kak Rani. Di atas tempat tidur mereka saling menjilati memek dalam posisi 69. Kak Rina di atas sedang Kak Rani di bawah. Mereka berdua benar-benar sudah lupa.., tak lama kemudian aku melibatkan diri. Pertama-tama memek Kak Rina aku jilati, sementara kontolku dikulum dan disedot oleh mulut Kak Rani.

Selang beberapa lama, kumasukkan penisku ke kemaluan Kak Rina. Kugenjot keras-keras pinggulku, sehingga Kak Rina bergoyang hebat maju mundur mengimbangi gerakkanku. Lidah Kak Rani tak henti-hentinya menjilati memek Kak Rina, tak dapat kubayangkan betapa nikmatnya Kak Rina, dia mengerang, menjerit dan memekik kecil saat menikmati hunjaman kontolku di liang vaginanya.

Beberapa kali kontolku kutarik keluar, dan kumasukkan ke mulut Kak Rani yang ada di posisi bawah, wuuah.., nggak bisa kuceritakan seperti apa nikmatnya. Dikulum dan dikocok pelan penisku, setelah agak berkurang dorongan maniku yang sepertinya sudah pengin keluar, kumasukkan lagi penisku ke memek Kak Rina.
Sampai akhirnya Kak Rina mengerang dan mendengus keras, menarik seprei keras-keras seolah hendak merobeknya dan akhirnya terlepaslah puncak gejolak nafsunya dalam genjotanku. Kuganti posisi, memek Kak Rani yang telentang di bawah kugenjot keras-keras dengan penisku, dinding memek Kak Rani sungguh nikmat, dan berbau harum.., Kak Rani tak kalah keras erangan dan jeritannya, pantatnya melonjak-lonjak mendorong memeknya menyambut kehadiran kontolku di dalam vaginannya, sementara lidahnya tetap menghujani memek Kak Rina.
Jika aku merasa hampir keluar, cepat-cepat aku cabut penisku dan segera kusorongkan ke mulut Kak Rina yang segera menhisap dan melumat kontolku di dalam mulutnya, setelah berkurang denyutan di penisku aku masukkan lagi ke memek Kak Rani. Begitu berulang-ulang, hingga akhirnya saat puncak kepuasan aku dapat.

Aku tumpahkan air maniku ke dalam memek Kak Rani. Kak Rani benar-benar menikmati denyutan kontolku di dalam memeknya dan dengan ikhlas menerima kiriman benih spermaku di rahimnya. Keringat mengalir keluar dari dalam tubuh kami dengan deras, bercampur dan membasahi seprei. Tetesan air maniku dan mani Kak Rani juga menetes di atas kasur. Kami berbaring kelelahan, kurangkul tubuh Kak Rani, juga Kak Rina. Mereka berdua benar-benar puass.., dan menikmati betul moment indah nikmat kami tersebut. Setelah beberapa saat kami istirahat, kami ulangi lagi permainan kami. Aku buat mereka berdua mabuk kepayang, hingga akhirnya aku lontarkan spermaku di rahim Kak Rina.

Lima belas menit istirahat, satu babak permainan lagi kami lakukan. Dan setelah itu kami berkemas pulang karena hari sudah menjelang maghrib. Tak terasa kami kencan hampir 4 jam lebih di kamar hotel itu. Sungguh suatu pengalaman yang tak terlupakan. Turun dari angkot kami masih bersama dan di mulut gang kami berpisah. Aku segera pulang ke rumah. Sesampai di rumah aku terkejut, Yanti sudah menungguku di kursi ruang tamu, sejak Yanti menjadi kekasihku dia kuberi satu anak kunci rumah dan kamarku. Jadi di rumah kontrakkanku Yanti merasa seperti di rumah sendiri. Saat itu temen satu kost sedang pulang ke daerah asalnya, biasanya setiap hari Sabtu minggu ke-empat. Yanti duduk sendiri sambil membaca majalah di sofa ruang tamu.

Begitu melihatku segera dia bangkit dari duduknya dan segera menghampiri aku, celaka betul.., aku bakalan nggak bias istirahat rupanya..
Kututup pintu rumah dan segera kukunci, aku tahu bahwa sebentar lagi pertempuran seru bakalan terjadi antara aku dan Yanti. Sebelum dia memberondongku dengan berbagai pertanyaan, segera kugelandang dia masuk ke kamar dan langsung kukunci mulutnya dengan ciuman penuh nafsu. Yanti terbuai dengan ciumanku, dan langsung dia lepas seluruh pakaiannya juga pakainku. Selanjutnya pertempuran dengan musuh dan medan yang baru aku mulai. Aku serbu memeknya dengan genjotan dan hentakkan penisku.

Erangan dan rintihannya keluar dari mulutnya.
Selang 20 menit kemudian kami capai puncak kenikmatan bersama, tubuh kami lemas, keringat bercucuran dan tak henti-hentinya mulut dan bibir kami saling pagut.
Yanti bangkit dan menindihku dengan posisi terbalik 69, memeknya tepat di mukaku dan mulutnya sigap menghisap dan mengocok penisku, memeknya yang berlendir aku jilati, dia menerang-erang, eegghhm..uugh.., eughmm.., sambil terus dikulumnya kontolku.
Akhirnya kontolku kembali tegak berdiri, Yanti mengambil inisiatif, ia jongkok di atas tubuhku, kontolku dipegang dan digesek-geseknya didinding luar memeknya, badannya menghadapku, sehingga dengan mudah kuraih payudaranya dan aku hisap puting susunya. Pelan-pelan dimasukkan penisku ke dalam memeknya, dengan mudah kontolku menyeruak masuk ke dalam memeknya, menggesek dinding dalam vaginannya. Yanti nampak histeris, langsung digoyang-goyangnya badannya naik turun dengan cepat, dari mulutnya terdengar erangan dan terkadang pekikan.

Aku memberi respons setiap gerakkannya, penisku masih cukup kuat rupanya melakukan senggama satu babak lagi dengan Yanti. Tubuh Yanti terlonjak-lonjak di atas tubuhku saat kugenjot pantatku naik-turun, penisku menggesek-ngesek liang kemaluannya.., membuat Yanti merasakan kenikmatan yang luar biasa.., matanya kadang terpejam kadang menedlik saat menikmati hunjaman kontolku di memeknya. Semakin lama gerakannya semakin menggila dan akhirnya.. tubuhnya terdiam kejang di atas tubuhku, pelukannya semakin erat dan semakin keras erangannya.. Kupercepat gerakan pantatku, agar segera dapat kuutumpahkan air maniku ke dalam vaginanya.., akhirnya.. Dengan suatu sentakan yang keras.. aku lontarkan spermaku masuk menyembur keras di dalam memeknya.., ouhh.. nikmat.. Yanti..

Hari sudah malam, sekitar pukul 21.00 WIB permainan babak kedua kami berakhir. Kami berbaring saling memeluk, tutbuh kami basah oleh keringat. Nampak senyum kepuasan terpancar dari bibir Yanti.., dengan penuh mesra kucium bibr Yanti dan sekujur mukanya. Aku bisikkan ke telinganya bahwa aku menyayanginya.., dia cubit perutku dan dicium mulutku dengan lembut.., kami bercumbu.. Saling menumpahkan rasa kasih dan sayang kami masing-masing. Kuminta dia tidur menemaniku malam ini, dengan sepenuh hati diiyakannya ajakanku.
Saat kami bercumbu, terdengar perutku berkeruyuk, tanda minta diisi. Aku bangkit dan segera keluar ke dapur.., Yanti mengikutiku dan membantuku menyiapkan makan malam. Dengan cekatan dan trampil, Yanti menghangatkan sayur dan nasi, khusus untukku dia goreng telor mata sapi, biar tambah kuat katanya sambil ketawa cekikikan..
Aku gemas sekali, kupeluk tubuhnya dan kuciumi lehernya. Tubuh Yanti mengelinjang menahan geli. Sessat kemudian makan malampun siap sudah, kami segera menyantap de-ngan cepat, seolah tak mau kehilangan waktu percuma untuk bermesraan.

Yanti memang pandai merawat tubuhnya, dia makan tidak terlalu banyak, sehingga bentuk tubuhnya tetap nampak indah. Selesai makan dibereskan meja dan dicucinya piring dan gelas yang kotor. Aku menemaninya di dapur, sambil tak hentinya tanganku yang nakal menggodanya, kuremas payudaranya, pantatnya, dan kugesek-gesek memeknya, yang masih tertutup celana panjang hitam ketat. Terasa lipatan celah memeknya ditanganku, rupanya Yanti nggak mengenakan celana dalam. Sambil kuper-erat pelukanku ke tubuhnya, kuperkeras gosokan tanganku dimemeknya, sementara tengkuknya kuciumi, sehingga Yanti semakain terbakar nafsunya. Diputarnya badanya sehingga kami saling berhadapan, dirangkulnya kepalaku dan kami berciuman panjang.

Dielus-elus bagian depan celanaku yang menutupi kontolku, reseleting celanaku dibukanya dan tangannya langsung menyusup masuk ke dalam CD-ku. Dipelorotkan CD-ku sehingga penisku lepas dan tegak berdiri, langsung Yanti jongkok menghisap dan mengulum penisku dengan mulutnya. Kubiarkan sejenak aksinya, sesaat kemudian aku raih tubuhnya untuk bangkit dan langsung kubopong ke kamar.
Aku berjalan ke kamar sambil membopong Yanti, celana dan CD-ku masih melorot, sehingga penisku mencuat tegak menggesek-nggesek pantatnya, persis kayak robot jalanku.

Segera kubaringkan tubuhnya di tempat tidurku, kulepas semua pakaiannya, sehingga tak ada selembar benangpun lagi yang melekat ditubuhnya. Sambil melepas pakaian, akau terus mengamati Yanti yang sudah terlentang di tempat tidur tanpa busana. Dibuka dan ditutupnya pahanya, sehingga nampak celah nikmatnya menutup dan merekah menggo-daku.. Kutindih tubuhnya, dan langsung tanpa ba..bi..bu.. kumasukkan kontolku ke dalam memeknya.., terdengar Yanti mengerang-ngerang.. nikmat.. Ouuh.. ooh.. Maass.. ough.. Mass.. Saat kugenjotkan kontolku menggesek dinding dalam liang vaginanya.
Kembali keringat kami bercucuran.., padahal di luar cuaca dingin. Kami coba berbagai posisi yang sering kami lihat di Blue Film., sampai akhirnya pada posisi Yanti di bawah kugoyang dan kukocok penisku sekuat-kuatnya, erangannya semakin keras dan pantatnya semakin keras menekan ke atas, seolah ingin melahap semua batang penisku. Dan sambil mengerang keras, Yanti mengejan melepaskan rasa nikmat yang dia alami Kuteruskan genjotanku dan.. Akhirnya.. kubuang dan kupancarkan lagi spermaku ke dalam memeknya. Ouugh..enak..Yanti.. oough..puuass..mass.. ooh..

Jam berdentang 11 kali, pertanda waktu saat itu adalah pukul 11 malam. Kami berbaring sambil berpelukan, memeknya menenpel di perutku. Tak lama kemudian kami terlelap tidur.. dalam keadaan tanpa busana.

Saat kubangun pagi, kulihat Yanti masih tertidur pulas. Nampak senyum tersungging di bibirnya. Kucumbu Yanti dalam keadaan masih tidur, penisku tegak berdiri.. siap melahap kembali lubang nikmatnya. Pelan-pelan kurenggangkan pahanya.. Dan kujilati memeknya.., tubuhnya menggelinjang.. dan segera kutindih, penisku kuarahkan ke memeknya.. langsung bless masuk ke dalam memeknya. Dalam keadaan antara tidur dan tidak kugenjot terus memeknya.., tak lama kemudian dia terbangun dan segera mencari mukaku.., diraih dan dipeluknya aku.. Kembali ciuman hangat Yanti menerpa seluruh wajahku, akhirnya berhenti saat bibir kami saling berpagut lama. Rintihan.. eranngannya kembali terdengar.., mengiringi keluarnya air mani memeknya.. saat dicapainya klimaks..

Tak terasa waktu menunjuk pukul 09.00 WIB. Segera kami beranjak bangun dan keluar kamar menuju kamar mandi. Bibik pembantuku terperanjat melihat Yanti keluar dari kamarku.. Yanti tersenyum dan menghampiri bibik, entah apa yang dikatakan Yanti kepadanya.., namun nampak bibik. manggut-manggut..mengiyakan..

Begitulah hari-hari kulewatkan.., kubuang waktu belajarku percuma.. aku habiskan waktuku hanya untuk bersenang-senang dengan mereka bertiga. Hingga akhirnya.. Pada suatu hari saat aku dan Kak Rani kencan di kamarku.., Kak Rani mengatakan padaku bahwa dia sudah 2 bulan ini tak menstruasi Aaduhh.. gawat..kataku.., Kak Rani begitu yakin bahwa aku adalah ayah calon bayi yang dikandungnya. Kak Rani bilang, bahwa saat aku memperkosanya.. dia baru saja memasuki masa subur.., dan dia tidak memakai kontrasepsi.., selama 2 minggu kemudian dia nggak mau melayani suaminya.., Kak Rani merasa dirinya kotor dan sudah nggak berarti lagi.. padahal selama 2 minggu tersebut justru aku hampir tak pernah absen menidurinya.

Kak Rani minta pertanggungan jawabku dan mengajaku kawin lari.. Pada awalnya aku juga sempat bingung, namun dengan penuh kelembutan dan kesabaran kuberi pengertian tentang hakekat hubunganku dengannya, bahwa aku dan dia hanya sekedar melepaskan hasrat berahi.., mencari kepuasan sesaat. Akhirnya aku berjanji bahwa sekiranya bayi tadi lahir dan mengakibatkan hubungan Kak Rani dengan suaminya retak.., maka aku akan menikahinya.., namun jika tidak ada kejadian apa-apa, maka kuminta Kak Rani mau memilih keluarganya.. dan melupakan segala affair yang telah terjadi.

Kak Rina kuberitahu tentang kondisi Kak Rani.., dia mendukung rencanaku. Akhirnya hari yang dinanti tiba.. Kak Rani melahirkan di Barromeus.., seorang bayi laki-laki.. dengan berat sekitar 3,5 kg, dan panjang 58 cm. Kutengok Kak Rani di ruang perawatan, tubuhnya masih lemah dan pucat.., namun dia nampak bahagia.. Ditariknya tanganku, danb dibisikinya aku.., nugie.. bayi ini anakmu nugie.., darah dagingmu. Aku terse-nyum, sambil kugenggam tangannya kuucapkan selamat atas kelahiran putra ke-3. Kata Kak Rani suaminya sangat bahagia mendapatkan seorang bayi laki-laki yang selama ini dia tunggu-tunggu. Artinya amanlah rahasia kami.., affair kami.. dan perselingkuhan kami..

Selama Kak Rani hamil 8 bl hingga 3 bulan usia bayi, affairku dengan Kak Rani terhenti. Waktuku banyak kuhabiskan bersama Yanti atau Kak Rina. Suatu hari aku berkunjung ke rumah Kak Rani sambil menengok sang bayi (anakku). Kak Rani ada di kamar menyusui sang bayi. Kulihat anakku melahap susu Kak Rani, aku duduk di ranjang sebelah Kak Rani. Si bayi sehat, montok dan lucu, kulitnya putih dan bersih persis seperti kulit Kak Rani, alisnya lebat kayak alisku.. Kuamati Kak Rani, sunnguh pintar benar Kak Rani merawat tubuh.., tubuhnya sudah langsing dan nampak kecantikan wajahnya. Pelan-pelan pahanya kuraba dan kuelus pelan, Kak Rani menatapku dan mengatakan jangan.. nugie.. jangan kau siksa lagi batinku dengan hal seperti itu lagi.. Aku hentikan rabaanku.. Dan aku minta ma’af padanya, ma’af Kak Rani.. kau benar.. tak semestinya aku berbuat seperti itu kepadamu.. Kak Rani bangkit dan diletakkannya bayi tadi ke Box Bayi dalam keadaan tidur.

Perlahan didekatinya aku.., dan dipeluk serta diciumnya aku.., nugie.. kau tak tahu.. betapa aku merindukanmu.., aku selalu membayangkanmu.. Aku terkadang iri saat membayangkan kau sedang meniduri Rina, sementara aku menyusui bayiku ini.. ya.. anakmu.. nugie..
Hati kecilku selalu mengatakan: jangan lagi kau berbuat seperti itu, namun suara hatiku yang lain terasa mendorongku untuk mengulangi apa yang telah kita lakukan nugie.. aku benar-benar bingung dan amat rindu padamu nugie..

Pelan-pelan kugeser berdiriku, badanku semakin merapat ke badannya.., dan secara otomatis aku memeluk pinggangnya.., dan mencium lembut bibirnya.. Kami berdua menikmati betul ciuaman itu, bahkan secara perlahan kugeser posisi kami semakin mendekati tempat tidur.. Dengan dorongan pelan kurebahkan tubuh Kak Rani di dipan, kaki kirinya ditekuknya, sehingga tersembul jelas paha Kak Rani yang putih, juga CD putih yang menutupi memeknya terlihat jelas.. Segera tanganku bergerak menyelusup masuk ke dalam CD-nya.., kembali suara erangan Kak Rani terdengar di telingaku.., setelah sekian lama tak terdengar. Dan akhirnya.. Kembali kami bergumul, menumpahkan rasa rindu dan melapiaskan nafsu kami yang sudah sekian lama tertahan.

Pada saat kami asyik bercumbu, tiba-tiba pintu terbuka.., kami kaget dan cepat berpakai-an alal kadarnya.., aku piker habis sudah riwayatku.., karena kami pasti akan diarak keliling kampung.. Hatiku menjadi lega, karena rupanya Kak Rina yang berdiri di depan kami. Dia tersenyum dan tertawa melihat apa yang sedang kami lakukan, segera dia masuk dan menutup pintu kamar dan selanjutnya bergabung dengan kami dalam berasyik-masyuk. Kubagi kesempatan bercumbu dengan kedua wanita kakak-beradik tersebut dengan adil, sampai kami mencapai klimaks kepuasan bersama.

Tidak ada komentar: